PEMBUATAN SILASE
Pakan merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha
peternakan, karena memiliki konstribusi sebesar 70-80% terhadap keseluruhan
biaya produksi. Yang perlu diperhatikan dalam pakan adalah kualitas, kuantitas
dan kontinyuitas. Ternak ruminansia membutuhkan pakan berupa hijauan dan
konsentrat sebagai pakan penguat. Konsentrat selain untuk memperbaiki kandungan
nutrisi dari pakan yang dihasilkan, juga berfungsi sebagai bahan pendukung
dalam proses fermentasi. Salah satu cara untuk mengatasi kekurangan hijauan
dimusim kemarau dapat dilakukan dengan cara pengawetan hijauan. Pengawetan
dapat dilakukan dgn 2 cara yaitu pengeringan (hay) dan silase. Silase yaitu
pakan ternak yang masih tinggi kadar air dan merupakan hasil pengawetan hijauan
makanan ternak atau bahan-bahan lain melalui proses fermentasi dalam kondisi
an-aerob baik dengan penambahan atau tanpa penambahan bahan pengawet.
Silase adalah pakan yang berasal dari hijauan, hasil samping
pertanian atau bijian berkadar air tertentu yang telah diawetkan dengan cara
disimpan dalam tempat kedap udara selama kurang lebih tiga minggu. Penyimpanan
pada kondisi kedap udara tersebut menyebabkan terjadinya fermentasi pada bahan
silase. Tempat penyimpanannya disebut silo. Silo bisa berbentuk horizontal
ataupun vertikal. Silo yang digunakan pada peternakan skala besar adalah silo
yang permanen, bisa berbahan logam berbentuk silinder ataupun lubang dalam tanah (kolam beton).
Silo juga bisa dibuat dari drum atau bahkan dari plastik. Prinsip dari silo
yaitu memungkinkan untuk memberikan kondisi anaerob pada bahan agar terjadi
proses fermentasi. Bahan untuk pembuatan silase bisa berupa hijauan atau
bagian-bagian lain dari tumbuhan yang disukai ternak ruminansia, seperti
rumput, legume, biji bijian, tongkol jagung, pucuk tebu, batang nanas dan
lain-lain. Kadar air bahan yang optimal
untuk dibuat silase adalah 65-75%. Kadar air tinggi menyebabkan
pembusukan dan kadar air terlalu rendah sering menyebabkan terbentuknya jamur.
Kadar air yang rendah juga meningkatkan suhu silo dan meningkatkan resiko
kebakaran (Heinritz, 2011).
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan silase
adalah :
1. Sebaiknya
hijauan pakan dipanen pada saat menjelang berbunga, sebab pada saat itu hijauan
pakan mempunyai nilai nurien yang optimal.
2. Hijauan pakan
dicacah atau dipotong-potong pendek 3-5 cm agar mempermudah pemadatan dan
penanganan selanjutnya.
3. Kadar air hijauan
pakan dibuat berkisar 58-72%, kadar air diatas 72% akan melarutkan beberapa
macam nutrien dan kadar air kurang dari 58% akan mengalami kesukaran dalam
proses pemadatan.
4. Penutupan silo
harus rapat agar kedap udara. (Kamal, 1998).
Langkah
– langkah membuat silase:
1. Bahan silase di potong-potong dengan
ukuran sekitar 5 cm.
2. Pada musim hujan bahan silase rumput
dan tebon jagung perlu dilayukan untuk mengurangi kadar air.
3. Tambahkan dan campur bahan hijauan
yang telah dilayukan dengan dedak padi, tetes tebu, tepung gaplek jumlahnya 4%
dari hijauan yang akan di silase
4. Aduk adonan menjadi satu dan
campurkan secara merata
5. Masukkan Adonan yang sudah tercampur
secara merata ke dalam silo/kantung plastik. Kemudian dipadatkan.(ukuran
standar kepadatan:650kg harus dapat masuk dalam silo ukuran 1 meter kubik
dengan cara diinjak injak (Untuk memaksimalkan proses silase, silo plastic
menjadi menurut penelitian LIPI harus diikat atau divakum.
6. Kemudian diperam (diinkubasi) selama
21 sampai 30 hari)
7. Ditutup rapat dan tidak boleh ada
lubang udara. Tutup atas ditindih dengan karung-karung berisi tanah atau pasir.
8. Proses silase /fermentasi
berlangsung sekitar 21 hari.
9. Apabila proses berjalan baik,
ditandai dengan tidak adanya jamur dan baunya asam, maka penyimpanan dapat
dteruskan sampai saat dibutuhkan
10. Pengambilan silase harus secara
cepat dan segera diutup kembali, Bahan pakan hasil silase yang sudah
dikeluarkan dari silo harus segera diberikan ke ternak. (Didik, 2010).
Ciri
– ciri Silase yang baik yaitu :
1. Berbau harum agak manis
khas fermentasi silase
2. Tidak berjamur
dan tidak menggumpal
3. Tidak busuk
atau tidak berbau busuk
4. Warna coklat
kehijau-hijauan.
5. Nilai pH atau
derajat keasaman 4 - 4,5.
Sumber:
Saputro,
Thomas. 2015. “Cara Mudah Membuat Silase Komplit”. http://www.ilmuternak.com/2015/01/cara-mudah-membuat-silase-komplit.html
diakses tanggal 30 Desember 2016
Yusuf,
Didik. 2010. “Pembuatan
Silase Rumput dan Tebon Jagung”. http://lembahgogoniti.com/artikel/29-pakan-kambing/72-pembuatan-silase-rumput-dan-tebon-jagung.html#comment-27
diakses tanggal 30 Desember 2016
Heinritz, S. 2011. “Ensiling
Suitability of High Protein Tropical Forages and Their Nutritional Value for
Feeding Pigs”. University of Hohenheim. Stutgart.
Kamal, M. 1998. “Bahan Pakan dan
Formulasi Ransum”. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar